Rabu, 22 April 2009

Life is Choise..


Malam ini entah mengapa mataku tak bisa kupejamkan, mungkin barangkali karena kopi susu kental ku yang ala Gendut (Gunawan )yang dulu kerja di Kantin Mak Ni sewaktu kuliah. Kopinya memang biasa tapi karena kopi dan susu yang banyak tanpa gula itulah membuat kopi ini menjadi mantap sekali. Tengkyu gendut.

Entah mau memikirkan apa akhirnya dari pada bengong hari dah larut, ntar malah mikirnya yang macem-macem. Akhirnya saya coba-coba mengingat kejadian hari ini. Tadi sewaktu di sekolah tempatku bekerja (jadi office boy)saya buka2 pesbuk dan blog kawan-kawan. Menarik membaca tulisan-tulisan kawan-kawanku yang semakin progresif. Salah satu tema yang dua kali muncul adalah tentang pesbuk, yang pertama mengatakan bahwa pesbuk dapat mempengaruhi nilai mahasiswa (entah penelitian siapa) dan tulisan yang kedua juga mengatakan bahwa pesbuk akan mengurangi kedalaman arti dari kerinduan karena pesbuk menghilangkan jarak yang memisahkan jarak. Kalian bebas untuk menilai kedua tulisan tadi.

Setalah sholat isya, seorang kawan lama yang sedang bernostalgia dengan masa lalu yang begitu indah dengan “kasih tak sampainya”. Saya sebagai cecurut yang pernah dekat dengannya dapat merasakan kerinduan dan perihnya campur manis saat mengingat masa-masa kuliah dulu. Entah apa kenangan itu muncul dengan segala keindahan dan harapan saat dulu, dan menumbuhkan rasa cinta (hanya kawanku tadi yang bisa memastikan nya apakah itu cinta ato kenangan indah sesaat) yang begitu menggoda. Perlu diketahui saat ini ia telah mempunyai keluarga yang utuh.

Saya dengan ingatan segar dapat mengingat beberapa hari lalu ia pernah mengatakan bahwa gara-gara pesbuk kawanku tadi terbuai oleh kenangan-kenangan sewaktu kuliah dulu, terutama kenangan dengan si “kasih tak sampai” tadi.
Awalnya saya sangat males untuk komentar ini itu tentang pesbuk (males aja), tapi malam ini karena dari pada bengong melongo gak jelas, acara tv juga gitu-gitu aja, saya coba kasih pendapat tentang pesbuk.
Entah bagaimana kritik berbagai pendapat tentang pesbuk ,

(stop!!! Upz.. saya ingat tadi ada juga puisi tentang “pesbuk dan ibu”,kira-kira begini: pesbuk dan ibu erat sekali hubungannya, setiap abis mandi;persbuk, buka notebook; pesbuk, nanti kalo mati notebook dibawa kesurga untuk pesbuk-an dengan orang-orang neraka. Gitulah kira-kira terserah interpretasi kalian)
Oya saya teruskan, entah bagaimana kritik dari berbagai pendapat tentang pesbuk, apakah ia dapat mengurangi nilai, ataukah mengurangi arti kerinduan dan pertemuan yang lama dinanti, ataukah dapat mempengaruhi rasa cinta yang muncul kembali, saya katakan semua hal itu benar dan bisa juga tidak sepenuhnya salah. Sama dengan bila saya melihat sebuah gelas yang terisi air setengah, bisa saja saya mengatakan gelas itu setengah berisi atao setengah kosong, maka begitu pula pesbuk sebagai fenomena tekhnologi informatika baru yang bisa dipandang dari dua sisi yang berbeda pula, positif atao negatif.

Fenomena pesbuk adalah salah satu dari berbagai perubahan dalam kehidupan. Tentunya kalian sudah tau dengan sebuah jargon “tak ada yang bisa lepas dari perubahan kecuali perubahan itu sendiri” (susah banget sih mengingat kata-kata itu, mohon kritik bila salah). Lalu intinya menurut saya berdasarkan ilmu saya yang hanya sebatas t**/kotoran (meminjam istilah dari sahabat saya), setiap individu bebas memilih dan memutuskan dengan tanggung jawab dalam menghadapi sebuah perubahan (menurut tokoh2 Eksistensial humanistic). Bagaimanapun keadaan suatu perubahan, apapun bentuk dan rupanya, individu sebagai pribadi mandiri harus mampu menghadapinya dan tak boleh tenggelam oleh perubahan serta bersikap terbaik meskipun pada kondisi terburuk sekalipun (Mario teguh).
Itu sudah….. (hiks hiks garing yach)
READ MORE - Life is Choise..

Selasa, 21 April 2009

4 Tipe Manusia Hadapi Tekanan Hidup


“Semua kesulitan sesungguhnya merupakan kesempatan bagi jiwa kita untuk tumbuh” (John Gray)
Pembaca, hidup memang tidak lepas dari berbagai tekanan. Lebih-lebih,hidup di alam modern ini yang menyuguhkan beragam risiko. Sampai seorang sosiolog Ulrich Beck menamai jaman kontemporer ini dengan masyarakat risiko (risk society). Alam modern menyuguhkan perubahan cepat dan tak jarang mengagetkan.
Nah, tekanan itu sesungguhnya membentuk watak, karakter, dan sekaligus menentukan bagaimana orang bereaksi di kemudian hari. Pembaca, pada kesempatan ini, saya akan memaparkan empat tipe orang dalam menghadapi berbagai tekanan tersebut. Mari kita bahas satu demi satu tipe manusia dalam menghadapi tekanan hidup ini.
Tipe pertama, tipe kayu rapuh. Sedikit tekanan saja membuat manusia ini patah arang. Orang macam ini kesehariannya kelihatan bagus. Tapi, rapuh sekali di dalam hatinya. Orang ini gampang sekali mengeluh pada
saat kesulitan terjadi.

Sedikit kesulitan menjumpainya, orang ini langsung mengeluh, merasa tak berdaya, menangis, minta dikasihani atau minta bantuan. Orang ini perlu berlatih berpikiran positif dan berani menghadapi kenyataan hidup.
Majalah Time pernah menyajikan topik generasi kepompong (cacoon generation). Time mengambil contoh di Jepang, di mana banyak orang menjadi sangat lembek karena tidak terbiasa menghadapi kesulitan. Menghadapi orang macam ini, kadang kita harus lebih berani tega. Sesekali mereka perlu belajar dilatih menghadapi kesulitan. Posisikan kita sebagai pendamping mereka.

Tipe kedua
, tipe lempeng besi. Orang tipe ini biasanya mampu bertahan dalam tekanan pada awalnya. Namun seperti layaknya besi, ketika situasi menekan itu semakin besar dan kompleks, ia mulai bengkok dan
tidak stabil. Demikian juga orang-orang tipe ini. Mereka mampu menghadapi tekanan, tetapi tidak dalam kondisi berlarut-larut.
Tambahan tekanan sedikit saja, membuat mereka menyerah dan putus asa. Untungnya, orang tipe ini masih mau mencoba bertahan sebelum akhirnya menyerah. Tipe lempeng besi memang masih belum terlatih. Tapi, kalau
mau berusaha, orang ini akan mampu membangun kesuksesan dalam hidupnya.
Tipe ketiga, tipe kapas. Tipe ini cukup lentur dalam menghadapi tekanan. Saat tekanan tiba, orang mampu bersikap fleksibel. Cobalah Anda menekan sebongkah kapas. Ia akan mengikuti tekanan yang terjadi.
Ia mampu menyesuaikan saat terjadi tekanan. Tapi, setelah berlalu, dengan cepat ia bisa kembali ke keadaan semula. Ia bisa segera melupakan masa lalu dan mulai kembali ke titik awal untuk memulai lagi.
Tipe keempat, tipe manusia bola pingpong. Inilah tipe yang ideal dan terhebat. Jangan sekali-kali menyuguhkan tekanan pada orang-orang ini karena tekanan justru akan membuat mereka bekerja lebih giat, lebih termotivasi, dan lebih kreatif. Coba perhatikan bola pingpong. Saat ditekan, justru ia memantuk ke atas dengan lebih dahsyat. Saya teringat kisah hidup motivator dunia Anthony Robbins dalam salah satu biografinya.
Untuk memotivasi dirinya, ia sengaja membeli suatu bangunan mewah, sementara uangnya tidak memadai. Tapi, justru tekanan keuangan inilah yang membuat dirinya semakin kreatif dan tertantang mencapai tingkat
finansial yang diharapkannya. Hal ini pernah terjadi dengan seorang kepala regional sales yang performance- nya bagus sekali.

Sumber: 4 Tipe Manusia Hadapi Tekanan Hidup oleh Anthony Dio Martin
READ MORE - 4 Tipe Manusia Hadapi Tekanan Hidup

Senin, 20 April 2009

Belajar Baca Tulis..


“Bila Anda mempunyai kemampuan membaca tapi anda tidak menggunakan kemampuan itu maka anda sama tidak pedulinya orang-orang yang tidak pandai membaca”. Frase ini saya dapat dalam sebuah buku yang saya tidak bisa mengingatnya, hal ini mengingatkan saya pada sebuah kata-kata mutiara sederhana yang pernah saya pelajari yaitu “Al’ilmu bila amalin kassajarin bila tsamarin” ilmu yang tidak diamalkan sama dengan pohon yang tak berbuah. Bila pohon yang kita harap buahnya namun tidak berbuah lebih baik tidak usah menjadi pohon saja. Bila tidak ingin membaca tidak usah bisa membaca saja karena bisa saja sia-sia tho’?

Beberapa dari kita mengetahui bahwa kita mempunyai kemampuan namun tidak menggunakan kemampuan itu, ada pula dari kita yang tidak mengetahui kemampuan apa lagi untuk menggunakannya, ada pula dari kita yang mengetahui bagaimana menggunakan sebuah kemampuan (belajar dari orang lain) namun tidak tau apa kemampuannya, ada pula yang tau kemampuannya dan tau juga bagaimana menggunakannya. Pernyataan terakhir dimiliki oleh kaum minoritas dari penduduk sekitar kita.

Setelah mencoba menalar beberapa frase tersebut muncul dalam benak saya bahwa saya harus lebih berani lagi untuk membaca dan berbuah, terserah apakah buah itu manis ato asem ato asin, toh setiap rasa itu pasti ada tempat yang baik untuk nya dan berguna. Tring..whaaa…!!! Tiba tiba muncul suatu pemikiran yang sejalan bahwa saat ini dibutuhkan orang yang ahli dibidangnya. Bisa nulis angka satu, ya berusahalah untuk ahli menulis angka satu, sehingga suatu saat aka nada seminar tentang angka satu dan anda akan dipanggil sebagai ahli angka satu. Sekali lagi tidak perduli bagaimana buah yang anda hasilkan karena itu masalah lain. Hal terpenting adalah berproduksilah, berkaryalah karena tak ada yang perlu ditakutkan dan tak ada yang lebih menakutkan kecuali ketakutan itu sendiri bersemayam dalam diri.

Saya yakin tidak semua anda menikmati tulisan ini, tapi saya pernah belajar menulis….

READ MORE - Belajar Baca Tulis..

Jumat, 17 April 2009

See U Later...



"ku akan pergi meninggalkan dirimu menyusuri hidupku,
janganlah kau bimbang dan jangan engkau ragu.....
selamat tinggal kasih sampai kita jumpa lagi,
aku pergi...takkan lama,
hanya sekejap saja kuakan kembali lagi,
asalkan engkau tetap menanti. (ello)

datang..,pergi..., datang lagi..., pergi lagi...dan mati....,hidup lagi... ever and after.
siklus ini pasti bertujuan,
biarkan terus menjadi misteri
READ MORE - See U Later...

Kamis, 16 April 2009

Sampai nanti..see you later...


Berita
READ MORE - Sampai nanti..see you later...